NASA
Pesawat ulang alik Discovery saat mendekati Stasiun Antariksa Internasional (ISS), Sabtu (26/2/2011).
KOMPAS.com — NASA ingin membangun stasiun
pengisian bahan bakar di luar angkasa, sebuah fasilitas penting yang
diperlukan untuk penjelajahan luar angkasa yang lebih jauh, bahkan untuk
hidup di luar angkasa.
"Menyimpan bahan yang mudah meledak,
seperti hidrogen dan oksigen cair, dalam suhu rendah penting untuk misi
jangka panjang," demikian dinyatakan NASA. Jadi, pembuatan stasiun
pengisihan bahan bakar tidak sesederhana membuat SPBU di Bumi. Bahan
bakar roket berbentuk cairan pada suhu rendah (kriogenika). Jika tidak
disimpan dalam suhu yang tepat serta perlindungan yang cukup, cairan
bisa mendidih dan berubah menjadi gas.
Stasiun pengisian ini
penting mengingat misi-misi NASA berikutnya adalah mengirim manusia ke
asteroid pada 2025 dan ke Mars pada pertengahan 2030-an. Pengisian bahan
bakar akan dilakukan di orbit pesawat atau di permukaan planet atau
bulan.
NASA sudah menunjuk empat perusahaan untuk melakukan studi
terhadap fasilias ini, yaitu Analytical Mechanics Associates Inc, Ball
Aerospace and Technologies Corporation, Boeing, dan Lockheed Martin
Space Systems. NASA telah menghibahkan total 2,4 juta dollar AS kepada
keempat perusahaan tersebut.
"Setiap perusahaan harus menghasilkan
laporan mengenai teknologi manajemen cairan kriogenika, kemampuan dan
infrastruktur untuk kelangsungan stasiun pengisian bahan bakar, serta
kemungkinan penggunaan sumber daya manusia di luar angkasa," demikian
pernyataan NASA. Penelitian akan fokus pada jarak antara teknologi yang
berkembang saat ini dan teknologi yang dibutuhkan stasiun pengisian
bahan bakar.
Selama pengujian program ini, NASA akan melakukan uji
penerbangan. Untuk tujuan yang sama, NASA juga melakukan percobaan yang
disebut Robotic Refueling Mission di International Space Station, Juli
lalu. Misi ini dilakukan terhadap Atlantis. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)